The Jansen - Mereguk Anti Depresan Lagi
Ketika menulis ini, chorusnya masih terngiang-ngiang terus di kuping-ku. Sebuah single 70’s Punk Rock yang menurut saya, bahkan awam terhadap ‘Punk’ akan setuju dengan statement saya di kalimat pertama tadi.
Sebuah single yang menjadi favorit di Jameson Connect dan dipilih langsung oleh para musisi yang bukan maen, sebut saja nama-nama kondang di lintas musik underground / indies / cutting edge / mainstream layaknya Jimi Multahazam, David Tarigan, hingga Gerald Liu. Selain dinobatkan menjadi Single Ter-favorit, The Jansen mendapat sebuah reward dengan dibuatkanya MV dari single ‘Mereguk Anti Depresan Lagi’ dan didirect langsung oleh Sutradara per-mv-an yang tidak kalah kondang yaitu, Yustinus Kristianto, big applause.
The Jansen sukses memberikan obat anti depresan kepada pendengarnya, khususnya saya yang haus dengan chorus-chorus punk 70’s dan dibalut dengan sedikit Power Pop. Apabila memutar ‘Mereguk Anti Depresan Lagi’ beberapa kali, niscaya kalian akan samar-samar menyanyikan dalam hati ‘Jangan biarkan aku, jangan hilang’ Rumahsakit jaman Andri Lemes namun versi cepat dan Punk!
Saya pun menyempatkan datang ke Record Store Day Bogor 2022 dan berjibaku dengan keramaian untuk mendapatkan Paket Obat Non Eksklusif yang berbentuk Kaset Pita dari The Jansen dengan tajuk Banal Semakin Binal, dan single ‘Mereguk Anti Depresan Lagi’ pun salah satu termasuk di dalamnya. Menurut saya Trio Punk Rock asal Kota Hujan, Bogor ini sudah siap Tour dengan materi-materinya yang sangat matang. Gaskeun weh bray!
- Zico Bonetti
Romantic Echoes & Ari Lesmana - Aku
Jika hanya membaca lirik tanpa mendengarkan musiknya, "Aku" sekilas terlihat seperti kombinasi antara Pijar dan Fourtwnty. Tapi begitu mendengarkan, "Aku" seolah menjadi representasi tentang bagaimana lagu cinta seharusnya tercipta di Indonesia.
Maksud dari representasi lagu cinta yang populer di Indonesia adalah lugas, self-centered, fragile, dan dan aransemennya lembut. Hal ini mengingatkan tentang era awal 2000-an yang diisi oleh Wayang, Caffeine, Jikustik, Flanella, hingga Dewa 19. Menariknya lagi, lagu ini membawa penulis throwback ke era To Love Somebody-nya Bee Gees.
Sebuah lagu cinta yang menarik di tengah oase tembang romantis yang bertele-tele, fafifu, so-called-aesthetic, dan penuh kode di sana sini.
- Jeff Winanda
Vidie Yall - Pengen Cuti
Nampaknya sang Sutradara, Rocky Ferico cukup epic memadupadankan tangkapan gambarnya dengan musiknya. Diawali dengan tangkapan gambar tepi pantai, seduhan tequila dan seorang wanita bule yang menggunakan bikini bikin aku terpesona dan mengira ini adalah product luar yang padahal judulnya aja "Pengen Cuti".
Diambil dari kisah pribadinya, seolah lagi "pengen curhat" buat "Pengen Cuti". Dengan gaya Rap-nya yang santai dan cukup easy listening ini bikin kita yang ngedengerin jadi kehipnotis dan pengen cuti & "At Least terbang ke Bali".
Berbeda dengan rapper rapper biasanya yang terdengar komat kamit, kita masih bisa nikmatin musiknya dan ngikutin liriknya. Mungkin ia sengaja agar yang ngedengerin bisa ikutan relax dengan gaya Rap-nya yang santai itu.
Ditambah gaya musiknya yang sedikit Mariachi alias ke Mexico-mexicoan membuat lagu Vidie ini terlihat semakin elegan. Vidie mengungkapkan jika lagu yang dibuat ini ingin memberi pesan kepada para pekerja keras untuk bisa healing biar gak stress. Dan ia juga berjanji ingin merilis lagu yang pasti ralate dengan kehidupan kalian. Kita tunggu yuk karya terbarunya.
- Abigail
Adi Alam - Bahagia
Single ini memang baru dirilis tempo hari. Namun mendengarkannya, saya malah flashback ke tahun 2020; masa di mana pandemi mulai menghantam tiap inci hidup kita.
Kala itu saya pulang ke Kediri, sejenak meninggalkan perantauan yang kadung jadi rumah kedua. Re-introduksi terhadap kota tersebut, saya mulai dengan motoran, mengunjungi tempat-tempat yang memberikan kenangan sendiri bagi saya. Warkop-warkop, lapak PS-an, warnet saksi ciuman pertama, hingga sungai Brantas yang kini punya jembatan baru di atasnya.
Namun, semua tak berjalan sesuai rencana. Terlalu banyak yang berubah. Entah kapan saya menyadari warkop tempat saya membolos dulu kini telah tiada. Lapangan tempat saya bal-bal’an kini telah menjelma jadi perumahan elite yang megah nan jumawa di tengah desa. Usaha saya memunguti “kebahagiaan-kebahagiaan masa kecil” itu, dipadamkan sendiri oleh cepatnya kota ini berubah.
Kota di mana saya lahir, kini malah terasa asing.
1-2 minggu saya diam di kamar. Bingung mau apa. Jalanan lengang, ketakutan di mana-mana, kota ini begitu sepi– pula tak lagi saya kenali. It’s depressing. Namun mau tak mau ia harus saya terima. Toh klisenya: “Yang abadi hanyalah perubahan.” Ya tho?
Hingga satu waktu, saya putuskan untuk keluar, jalan kaki. Setiap pagi, rutin, dari rumah ke mana saja. Mengunjungi setiap sudutnya dan berdamai dengan fakta bahwa ia bukanlah kota sama yang saya kenal 10-15 tahun lalu. Ini mung masalah batiniah. Sesimpel itu.
Namun agenda– yang kini namanya #NYEKILL (Nyengkleh Sikill)-- itu malah membuka mata saya. Ia memberikan saya pemandangan-pemandangan biasa: ibu-ibu pergi ke pasar, bapak-bapak yang mengayuh becaknya, hingga jual-beli di pasar tradisional. Hal-hal itu sekilas biasa saja. Namun bagi saya, itu punya makna tersendiri. Ia jadi hal baru yang selama ini asing di mata saya.
Entah kenapa, saya bahagia.
Di situlah, saya bisa relate dengan apa yang disampaikan Adi Alam. Sesuai liriknya, “Bahagia ada di mana saja… kantong celana, di balik meja, dan sekitarnya.”
Sebagai kelas menengah, mata saya terlalu akrab dengan dunia di layar gawai saya. Bahagia didefinisikan sebagai seberapa besar kita menyamai/melebihi orang lain. Mencapai apa yang mereka capai, membeli apa yang mereka beli, dan memakai apa yang mereka pakai. Ia mengaburkan makna “Dunia” (dengan D besar) dengan menyajikan “dunia” (dengan d kecil) yang penuh janji-janji kebebasan untuk jadi apapun yang kita mau; meski itu harus mengubah dan membohongi diri sendiri.
Lewat lagu ini, Adi menyadarkan saya. Rapalannya sederhana. Tak ada kata-kata manis; hanya ajakan santai bagaikan seorang kawan yang menepuk pundak kawan lainnya.
Pada akhirnya: Bahagia justru tersebar di sekitar. Seringkali ia tercecer, menunggu untuk ditemukan di tempat terdekat kita. Anda tak perlu setuju dengan saya, dengan linimasa, dengan kata-kata berhala yang disembah mereka, dengan kutipan picisan yang dicekokan ke dalam sel-sel otak kita.
Pertanyaannya: Maukah membuka mata dan menemukannya?
-KMPL-
LALEILMANINO, Chicco Jerikho, Hivi!, & Sheila Dara - Dengar Alam Bernyanyi
Dunia sedang baik-baik saja ketika trio LALEILMANINO menciptakan sebuah lagu yang enak. Benar, "Dengar Alam Bernyanyi" lagi-lagi menunjukkan kapabilitas LALEILMANINO sebagai produser, komposer, dan performer kelas wahid di Indonesia saat ini *sungkem.
Dirilis bebarengan pada perayaan Hari Bumi Sedunia, kekuatan utama single ini adalah barisan lirik yang begitu mengagumkan. Berisi pesan untuk sama-sama menjaga lingkungan, "Dengar Alam Bernyanyi" dikemas dalam lirik jenius yang manis, tanpa menggurui, tanpa persuasi, pure friendly reminder about our nature.
Chicco Jerikho yang memang bukan seorang penyanyi pun mampu "kawin" dengan deretan vokal mentereng dari Nino Kayam, Sheila Dara, Neida & Ilham Hivi!.
Fakta bahwa sebagian keuntungan dari lagu ini digunakan untuk keperluan konservasi dan restorasi hutan hujan tropis di Indonesia, membuat "Dengar Alam Bernyanyi" adalah bukti jika musik adalah medium pembawa pesan terbaik hingga saat ini. Nature is healing~
- Jeff Winanda
Girl And Her Badmood - Fallingout
Sekalinya dengerin lagu ini pertama langsung keinget sama Girl In Red. Vibes-nya seperti romansa pertemanan yang sama-sama ditelan kebingungan and just “be forever, cry together” . Durasinya memang nggak terlalu lama cuman sekitar 2 menit setengah. Tapi waktu diputer ulang langsung ada beberapa scenario yang ke-play di otak tengah. I could imagine myself jalan-jalan keliling Kota Malang yang adem saat malam hari sambil nggak tahu kanan kiri. Bener-bener lagu yang cocok buat midnight drive.
Liriknya straight trough, no fa fi fu, jadi bisa dinyanyiin dengan suara volume penuh. Bercerita tentang seseorang yang hilang, dan ya bisa dibilang ‘falling out’ tapi bingung juga kenapa bisa gitu, terus ngajak someone untuk hilang bareng-bareng. Feels so familiar buat aku pribadi, dan memang aku akuin enak rasanya menyusuri jalan mengikuti arah angin, menikmati dingin sambil bengong sampai nangis karena ingin.
-kansrhn (Guest Reviewer)
REVIEW PENDEK
Faye Risakotta - Mind of My Own (EP)
Saya curiga Faye Risakotta mendengarkan Amy Winehouse, Ella Fitzgerald, Coldplay, Tame Impala dengan dosis kekhidmatan tingkat tinggi. Di sisi lain, tarikan vokalnya mengingatkan saya pada rocker-rocker 70-an cem Robert Plant. EP ini menyiratkan semuanya. Dari beat-beat setengah organik setengah sintetik, lirik-lirik lugas, chord-chord dengan nuansa southern yang “berisiko nyebrang ke jazz”, semua termaktub di sini. Such an enjoyable EP to listen to!
Okay mbak Faye, apa anda juga mengudap Bjork & AURORA?
-KMPL-
.Feast - Gugatan Rakyat Semesta
Sebagai band yang selalu berisi kemarahan dan berapi-api di setiap karyanya, "Gugatan Rakyat Semesta" dibuka dengan sangat imut. Intronya mengingatkan penulis dengan "I Kissed A Girl"-nya Katy Perry serta "Supermassive Black Hole"-nya Muse.
Tapi yang bikin salut adalah Baskara dan kawan-kawan nggak cuma mengajak pendengar untuk sekadar marah kepada mereka yang berlindung di bawah atap hijau. Lebih dari itu, Gugatan Rakyat Semesta mengajak kita semua buat "main cantik" dalam setiap aksi gugatan. Hal ini dibuktikan lewat penggalan lirik "Ku tak memintamu tuk taruh nyawa di jalan, ku hanya beri tahu bahwa selalu ada jalan".
- Jeff Winanda
Eros Tjokro - After Hours
Seandainya penulis masih menjadi music director di stasiun radio, maka lagu ini akan punya airplay yang tinggi. Old school RnB bertempo sedang yang dibawakan Eros Tjokro membuat lagu ini versatile untuk jadi musik latar kapanpun.
Secara lirik, Eros juga cukup lugas menjelaskan bahwa falling in love is way way way better than one-night stand xixixi. Sebagai sesama pengagum James Brown, lagu ini adalah sebuah anthem yang perlu diperhatikan sepanjang bulan ini.
- Jeff Winanda
hara - Seroja
Bunga seroja atau bunga lotus memiliki makna spiritual yang dalam. Lagu ini ditulis dan dirilis untuk mengenang kawan dari Hara, Gunawan Maryanto. Dentuman gitar akustik yang menggema seiring dengan suara tinggi yang merdu milik Hara membawa pendengar mengikuti kesedihan yang diarasa. Merinding di sekujur tubuh, itulah impression-ku saat mendengar lagu ini pertama kalinya.
Manusia memanglah bukan makhluk abadi, suatu saat nanti pasti akan pergi. Sajak-sajak dalam lagu ini menggambarkan jelas perasaan seseorang yang merasa kehilangan. “Hanya namamu yang tertinggal,” dalam lirik yang disebut walaupun raga seseorang memiliki batas umur , namun nama seseorang bisa memilki umur yang abadi mengikuti kenangan yang ia bentuk selama bernafas. Overall lagu ini mengisahkan loss and grief.
-kansrhn (Guest Reviewer)
Mafia Pemantik Qolbu - Siar
Sebagai lagu yang bercerita tentang kisah pahitnya dipecundangi ambisi, "Siar" adalah tembang dengan aransemen mewah. Alih-alih emosi, "Siar" dibawakan sangat behave dan penuh easter egg untuk karya album mendatangnya. Jadi nggak sabar nunggu albumnya.
- Jeff Winanda
Impromptu - Heatwaves
Nominasi lagu kiyowo bulan ini jatuh kepada Heatwaves dari Impromptu. Segerombol pemuda Yogyakarta ini sukses mengemas kegelisahan diri mereka lewat sound gitar mengawang yang lebih banyak unsur fun-nya. Salah satu lagu yang menarik disimak live perform-nya.
- Jeff Winanda
Oktaf Kanis - Come on
Berbeda dengan karya-karya sebelumnya dengan genre bluesnya yang terdengar lebih kental, di single nya yang berjudul 'Come On' ini ia tampak lebih berani dengan alternatif rock nya. Serunya lagi musik yang ia ciptakan ini udah kayak soundtrack film action loh.
- Abigail