Loading...

Terpapar! Kabar - Januari 2022

Reviu rilisan-rilisan asoy selama sebulan terakhir...
Terpapar! Musik
  
Hai hai hai!
 
Karena udah punya web, #TerpaparKabar sekarang aku taruh di sini. Jadi, reviu-nya bisa lebih banyak dan lebih panjang. Mantab ga tuch?
 
Okay, simak hasil kurasi para admin ya! Jangan lupa save dan play daftar putarnya di Spotify, ok?
 
 
re: NAN - Smile
 
 
 
Tahun 2022  merupakan tahun aktif bagi musisi-musisi untuk meluncurkan karya-karya; setelah tertunda di tahun-tahun kemarin. Tak kalah dengan kota lain, kota kelahiran saya, Malang juga sangat gencar memunculkan band-band baru berikut rilisan ciamiknya.
 
Secara pribadi, walaupun dibesarkan dengan cekokan classic rock oleh bapak, tapi saya juga termasuk penikmat musik ‘Post-punk’ mulai dari Bauhaus, The Cure, Joy Division dan New Order. Dan seakan masih asing dengan adanya band yang memainkan post-punk/new wave, unit fresh dan gres, re:NAN meluncurkan single baru pada tahun 2022 ini yang merupakan untuk debut EP mereka yang akan datang. Dalam hati berkata, "Wah iki unit sing perlu di waspadai per post-punk-an."
 
Akhirnya single "Smile" yang membuat saya smile sendiri dengan aransemen dan progresi khas post-punk/cold wave yang kental di telinga; penuh dengan nuansa 80an russian style seperti Molchat Doma, Super Besse dan Ploho. (Menjadi instant favorite saya pribadi). Oh iya, jangan lupa saksikan MV mereka yang juga full senyum.
- Dugong (Guest Reviewer)
 
 
 
Sivia - Camelia ( Album ) 
 
 
 
Mini Album yang berisi 5 lagu kasmaran ini adalah bentuk isi curahan hati dan pikirannya yang berbunga-bunga yang ia tuangkan ke dalam setiap lagunya. Makanya, ia memberikan judul mini albumnya ini dengan nama bunga, Camelia
 
Dibuka dengan Intro yang berjudul sama, kalo didengerin kayak gabungan beberapa lirik dari lagu-lagu di dalam album ini.

Isi dari album dengan edisi jatuh cintanya ini, kalo didenger kayak diary gituu. Jadi dari lagu ke laguu kayak nyambung. Ibarat novel, kayak ada bab nya gituu. 
 
Uniknya, Ia mengemasnya dengan emosi yang beda-beda. Sangat terlihat ekspresi yang ia ungkapkan lewat alunannya. Mungkin tergantung dari perasaan dan emosi yang sedang ia rasakan pada saat itu. 
 
Tapiii ada yang bikin aku juga penasaran niihh. Jadi kayak ada lirical numbering gitu di album ini yang membuat kita terutama aku bertanya-tanya ada apa dengan "730 hari, 180 centi siap melindungi". Apa cuman aku aja yaaa yang bertanya-tanya. 

Tapii inii bener gilaa siihhh. Aku selalu jatuh cinta sama vibra yang ia mainkan lewat karyanya.
- Abigail
 
 
Grey - What Blooms Us (EP)
 
 
 
Setelah sempat me-review single-nya, Grey tak henti membuat saya terkesan dengan rilisannya. Kali ini yang hadir pun EP langsung yang berbuah 5 track; dan "Luminal" (single yang saya review sebelumnya) pun masuk ke EP ini. Unit B-Area alias Kota Batu, Jawa Timur ini memang membawakan warna musik yang saya sangat suka sekarang, Alternatif Rock - Post Grunge - Indie Rock. Dan Grey ini sepertinya ter-influence oleh beberapa band seperti Basement, Title Fight. Karena terdengar sangat dominan di beberapa riff-nya.
 
"Current State" (track pertama) dan "Luminal" (track keempat) dari EP ini sudah pernah saya saksikan langsung secara live, dan lagu ini memang sangat mengundang singalong. Sedangkan untuk track yang menjadi pembeda adalah "What Blooms Us", ya sesuai dengan tajuk dari EP ini sendiri ternyata tempo musiknya pun menjadi yang paling berbeda dari track lainnya. Karena dalam track ini, pada vokal pun terasa lebih berteriak seperti amarah yang yang meluap-luap, namun tidak mengurangi daya tarik untuk sing along dalam track ini. Dan saya sangat suka potongan lirik dari track ini yaitu ‘What doesn’t kill you, makes us bloom.’ exactly like this EP, secara tidak langsung membuat pergerakan mereka semakin Bloom!
 
Jangan khawatir, semua lagu dalam EP ini sudah terdapat liriknya dan kalian bisa nikmati langsung di website Record & Label yang menaungi Grey, yaitu Haum Entertainment di https://haumrecords.bandcamp.com/ . Jadi kalian nggak perlu khawatir kalau suatu hari nanti ketika Grey live, kalian bisa ikut singalong!
- Zico Bonetti
 
 
Wanderlust - A Glimpse to Death (Mini Album)
 
 
Baru dibuka dengan track pertama ("Afterlife") langsung terdengar suara kokang senjata, seakan-akan membuat saya sebagai pendengar langsung menerima signal ‘berbahaya’ dalam lagu ini, dan ternyata benar! Shit! Kepala terus dibuat mengangguk-ngangguk (bukan keheranan) melainkan headbang terus menerus. Padahal baru track pertama. Wanderlust, unit Metallic Hardcore asal Tulungagung, Jawa Timur ini memang membuktikan gogon (gosip underground) yang beredar, bahwa band ini berbahaya! Sungguh danger bukan main! Dengan vokal tanpa gogowakan (scream) pun tetap membuat nuansa Mini Album ini terasa seram dan memacu adrenalin. Merasakan beberapa unsur Alice in Chain dari Mini Album ini dan of course gaya bermusiknya seperti 90’s Hardcore seperti Cro-Mags dibuktikan dengan riff-riff gitarnya yang sangat agresif sehingga badan meresponnya dengan serasa ingin gorilla dance saja.
 
Track pertama sampai ketiga (Afterlife, Drown, Fall of The World) cukup agresif sekali. Ya, seperti yang saya bilang tadi serasa ingin The Gorilla Dance saja. Namun ketika memasuki track ke 4 (Valley of Death) tempo agak diturunkan, diibaratkan ketika live mungkin yang nonton hanya berdansa ala NYC Classic Style saja, hitung-hitung ambil nafas sejenak sebelum ditutup dengan track kelima dan terakhir (Trapped) yang dibuat beringas kembali, bahkan ada jeda melodi yang bisa membuat kita semua membentuk circle pit dalam lantai dansa.
 
Dalam perayaan A Glimpse to Death ini, Greedy Dust selaku record label yang menaungi Wanderlust ini pun mencetak rilisan fisik berupa kaset pita, hoodie dan shirt yang bisa kalian nikmati dengan membelinya langsung di Greedy Dust. Selain musiknya, saya sangat suka artwork yang ditampilkan. Karya tersebut adalah buah tangan dari Akber / @eye_dust, yang bergambar tengkorak (seperti tengkorak Onigashima pada anime One PIece) namun terlihat sangat seram karena terdapat beberapa gambar manusia terbakar.
 
Sepertinya, siapapun yang mendengarkan mini album dari Wanderlust ini pun akan bernasib sama seperti manusia pada artwork tersebut, terbakar! Well done, great job Wanderlust and Greedy Dust for bring this fckn awesome stuff to me.
- Zico Bonetti
 
 
Oddwain - Cruise
 
 
 
Bergabungnya Oddwain ke Pops! You Good (PYG) adalah salah satu hal teraneh di 2021.
 
Begini, output Oddwain selama ini adalah langgam-langgam alt-rock yang kelewat “cerdas”. Liriknya sama sekali tak literal, penuh metafora yang membutuhkan 4 SKS Nietschze untuk tahu apa yang Adi dan Galih bicarakan. Sedangkan PYG, label “wangi” dengan roster-roster danceable itu sudah jelas menyasar ke bigger pool alias khalayak lebih luas.
 
In short: Mereka bagai 2 kutub yang berbeda.
 
Jadi pertanyaannya: Apa yang dicari Oddwain (dengan merapat ke PYG)? Entahlah, saya sendiri tidak tahu. Mungkin mereka merasa “mentok” berjalan di tengah kesunyian. Atau mereka hanya ingin membuka kemungkinan-kemungkinan lain, seperti misalnya: Memperluas jangkauan pendengar mereka?
 
Hal yang menantang untuk keduanya. Bagaimana mendamaikan lirik-lirik “antah-berantah” segmented itu dengan sensibilitas yang jelas-jelas untuk orang banyak? Mengenai ini, saya pernah bilang ke Galih, “Salah satunya, ya dumb-it-down. Produkmu tetep tapi isu yang kamu lempar di rilis kamu ‘ringankan’. Seenggaknya cek rada relate sama orang-orang-- itupun kalo kamu mau.” Itu satu. Sisanya biar PYG yang mikir, ya tho?
 
Lewat “Cruise”, saya jadi tahu solusi lain: “Liriknya tetap, tapi musiknya dimudahkan.” Lagu ini menghadirkan vibes Franz Ferdinand yang groovy dan super danceable meski tetap dengan lirik Galih-esque itu tadi. (Swetermerah, di kolom komen YouTube merangkumnya dengan baik: “Dansa sambil mikir”). Ya, sepertinya tepat menggambarkan itu.
 
Karena ini rilisan pertama dengan PYG– “Radiance” dan “With All Design” sudah ada sebelum mereka sign, kita patut penasaran apa yang terjadi selanjutnya. Saya menganggap “Cruise” hanya sebuah jembatan-- kalau tak mau disebut “cek ombak”. Rilisan setelah "Cruise" mungkin bisa menentukan arah mereka selanjutnya. Dan ya, meski menunggu itu 'kan menjemukan, namun jika itu duo alt-rock yang kini makin semerbak wanginya (literally dan figuratively), saya rasa bolehlah kita melakukannya.
 
Pun jika para fans lawas ternyata kaget dan sedikit kecewa dengan direksi baru mereka, saya rasa itu hal wajar. Risiko. A part of journey.
 
... And the journey (must) goes on, right?
-KMPL-
 
 
All Birds Are Onion - Past Garden (EP)
 
 
 
Extended Play dengan imajinasi 360 derajat
 
Salah satu hal yang patut disyukuri dari pandemi laknat 3 tahun terakhir adalah munculnya hidden gem dari para seniman musik di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Dari Tulungagung Jawa Timur, terlahir pula hidden gem yang digagas oleh Onny Alberto. Nama ini konon cukup kondang di tanah kelahirannya lewat beberapa proyek musik miliknya.
 
Terbaru, Onny Alberto menghadirkan proyek solo yang menarik! Solo project dengan stage name All Birds Are Onion ini memang meaningless secara harfiah, namun sangat meaningful dari segi musikal.
 
Penghujung tahun lalu menandai rilisnya EP pertama dari All Birds Are Onion bertajuk Past Garden, menyusul dua single pertama yang sudah dilepas sebelumnya yaitu "Shine with My Feel Like New Again" dan "For a Late Movie Theater".
 
Jangan buru-buru mendengarkan EP-nya di Spotify. Dari cover art-nya saja kamu bakal menemukan banyak elemen yang bisa memenuhi ruang tafsirmu.
 
Setelah mendengarkan secara khusyuk untuk pertama kalinya, EP Past Garden membuatku mengingat masa muda dari Adam Young kala menggagas Owl City. Bukan dari segi musiknya yang serupa, namun tentang bagaimana mereka memberikan ruang sebebas-bebasnya bagi pendengar dalam menafsirkan tiap penggalan lirik dan hook setiap lagu. 
Jika kamu memiliki earphones 360, maka EP ini akan langsung mengitari kepalamu lewat musik dream pop yang manis. Dari 5 lagu yang terdapat di EP Past Garden, penulis memfavoritkan "Translate the Natural Feelings" dan "Ctrl + Z".
 
Karya yang sempurna untuk menutup tahun.
- Jeff Winanda
 
 
Cantika Abigail - Ace of Heart
 
 
 
Dengerin lagu ini ngingetin aku sama Ciara. Dari beat-beatnya, sampai suaranya yang sexy.
 
Dan ternyata video klipnya juga nggak jauh dari yang aku bayangkan. Ia cukup sexy energik powerful dan dewasa dalam mengemas lagu ini. 
 
Di lagunya kali ini Cantika sedikit lebih berani mengekspresikan diri lewat garakan tariannya. Terlihat dari videoklipnya, ia seolah memberi sisi lain dari lagu lagu sebelumnya.
- Abigail
 
 
Teori - Kelēdar
 
 
 
Ode untuk ketidakpastian; Kekhawatiran-kekhawatiran yang dibawa kala memejam mata dan hadir lagi kala membukanya; Mengkonversi rasa takut menjadi siaga-- entah apa dan bagaimana caranya.
 
Sila nikmati bila butuh dosis alt-rock minimalis sebagai teman melamun dan merenung.
-KMPL-
 
Oatermiles - Outer Meals (Album)
 
 
 
Bedroom pop ringan, tentang lika-liku menjadi dewasa dan remah-remahnya. Pun Rangga Aviantara (nama di balik Oatermiles) mendukungnya dengan visual yang apik; memberi kesan bahwa ia benar-benar serius menggarap project ini.
 
Mari kita pantau gerak-gerik solois-producer Surabaya tersebut..
 
-KMPL-
 
Dialog Senja - December
 
 
 
Walaupun diiringi dengan petikan gitarnya yang teduh, rasanya lagu ini gak bisa didengerin sendiri deh. Sedih banget tau kalo cuman bisa ngebayangin cerita yang disampaikan sama Dialog Senja.
- Abigail
 
Kapal Udara - Suakajiwa
 
 
 
Di manakah ku tulis cerita?
Di media atau dinding kota?

Album yang menyenangkan! Folk-rock meriah yang ringan, namun dipenuhi lirik-lirik witty, cerdas, dan sesekali menyentil kanan-kiri. (Trek pertama, "Kasidah Ria" brengsek juga. Parodi yang ternyata serius, meski tetap memanjakan di telinga).

Gonna listen to this all day long.
-KMPL-
 
 
Dave Forno - Yes, No, Maybe
 
 
 
Dave membawakan lagunya dengan santai dan tarikan tarikan falsettonya yang kalem sangat menarik perhatian telingaku. Apalagi dikombinasikan sama petikan melodinya yang jazzy dan mateng gini okee banget loh. Cocok untuk para penggemar Tompi and the likes.
- Abigail
 
 
 

Tentang Penulis
Mz-mz editor yang hobi menyunting naskah nak-anak children lebih cepat dari progres uripnya.
View all posts