KIKO/O - Moonlight
Saya tak terlalu mengenal KIKO/O. Perjumpaan kami bisa dihitung jemari; selebihnya hanya satu-dua interaksi di Instagram. Dari situ, saya bisa sedikit-banyak membaca bagaimana orang ini. (Well, we judge everyone, right?). Yang paling kentara: Ia punya semacam ‘keresahan spiritual’. Hal yang seringnya jadi eksistensial; menanyakan jati diri, peran, serta keberadaan dirinya di dunia ini.
Dan praduga saya: Lagu-lagu karangan KIKO/O merupakan manifestasi dari hal-hal di atas.
Benar saja. Single pertamanya, “Moonlight” langsung menyajikan nuansa kebatinan itu. Lirik pertamanya sudah menunjukan hal itu: “Everytime I singing it’s always about you… 99 times on 5 times.” Sebuah reference pada dzikir (99 asmaul husna dan 5 sholat wajib) yang diucapkan dengan aksen Jamaican-English yang kental.
Kabar baiknya: meski bernuansa religi, tapi KIKO/O tak menjejali kita dengan nasehat-nasehat tunggal-makna-praktis-dogmatis. Tidak. Jauh dari itu, ini adalah lagu RnB groovy yang cukup nyaman untuk dinikmati. Liriknya pun bukanlah lirik literal pula banal. Selain reference tadi, KIKO/O memberikan kebebasan kita ‘tuk memaknai “Moonlight” secara mandiri. Sebuah kombinasi apik karena spiritualitas memang ihwal masing-masing, tho?
Lebih jauh, KIKO/O punya sudut pandang yang menarik ‘tuk ditelaah. Di satu sisi, ia adalah manusia merdeka dengan segala dinamikanya. Di lain sisi, ia juga hamba dari satu entitas yang lebih besar, Sang Maha. Ada aturan-aturan (kon)tekstual yang menjadi guideline tutur-kata-tingkah-polahnya. Dan terakhir, ia adalah seorang puan, hawa yang terlempar ke dunia yang begitu maskulin ini.
Namun, ada baiknya kita tak menaruh harapan besar (baca: beban) di pundaknya. Biarkanlah solois bernama asli Resky Amalia ini memotret fase-fase hidup dan mengejawantahkan apapun yang ada di kepalanya. Itu sudah cukup, ya tho?
Okay, selamat menikmati “Moonlight”.
-KMPL-
Good Morning Everyone ft. Mustika Kamal - Something Stay When I Left away
Lagu ini adalah hasil remake dari album self-titled GME di tahun 2014. Entah kepikiran darimana yang tiba-tiba si GME ini bisa ada ide ngajakin Mustika Kamal untuk remake lagu lamanya, yang ternyata jadi lebih bagus.
Petikan gitar di intro lagu ini aja mampu mengantarkan pesan galaunya. Lagu yang diproses hanya kurang dari satu minggu ini mampu menarik pendengarnya untuk ikut merasakan kesedihan.
Sebenarnya tidak beda jauh dari versi lamanya. Tapi, jika dibandingkan dari yang sebelumnya yang terkesan lebih melankolis. Nampaknya kehadiran Mustika Kamal memang mempengaruhi arransemennya kali ini menjadi lebih fresh.
Terlihat dari visualnya, baik GME dan Mustika Kamal mampu menyatukan karakter mereka sehingga terdengar lebih hangat. Keduanya juga mampu mengekspresikan lagunya dengan emosinya masing-masing hingga lagu ini terasa begitu sendu dan tetap nyaman didengar.
It’s such a beautiful love song!!!
- Abigail
Lordelee - Blurry Lines
Pertengahan Februari ini solois perempuan asal Surabaya Lordelee merilis single terbarunya bertajuk Blurry Lines. Setelah rilisan sebelumnya yang sangat upbeat berjudul Stuck, sepertinya penyanyi satu ini mulai mencoba hal baru dalam rilisan ter-anyar-nya ini.
Ketika mendengarkan lagu “Blurry Lines” dan mendengarkan lagu dari Lordelee sebelumnya, rasanya seperti bring back to good memories Avril Lavigne dalam album ‘The Best Damn Things’ pada tahun 2007. Notasi yang sederhana dan lirik yang bisa dibilang cukup deep ini memang sangat easy listening di telinga yang mendengarkan. Ya, lagu yang didedikasikan untuk mendiang kakek Lordelee sepertinya bisa merepresentasikan semua kerinduan yang dialami oleh khalayak ramai di luar sana. Toh, karya yang tujuan dan maksudnya untuk seseorang yang penting untuk kita dan sudah tiada memang selalu lebih bisa dirasakan, salute untuk Lordelee yang memproduseri lagu ini sendiri secara keseluruhan.
Usut punya usut beberapa musisi dari Surabaya sendiri mengklaim bahwa Lordelee adalah Queen of Emo dari kota terbesar di Jawa Timur itu, salah satunya Cema, mas-mas solois asal Surabaya yang punya lagu cukup catchy juga. Saya pribadi menunggu kelahiran anak-anak lainnya dari Lordelee, mengingat sejatinya Emo ada di diri setiap orang.
- Dimas Gilang Narendra
Buai - Bocah Kecil Antagonis
Buai sebuah unit rock asal Surabaya yang baru saja dibentuk ini merilis single keduanya yang berjudul Bocah Kecil Antagonis. Mengingat band ini terhitung masih baru, tapi Buai cukup produktif dengan sudah merilis 2 single di mana sebelumnya dirilis pada bulan November tahun kemarin dengan judul Lost.
Lagu yang berdurasi 1,5 menit ini cukup menarik, Buai sukses membawa vibes alternative rock 90-an dengan sentuhan yang modern. Melihat durasi yang cukup singkat, riff-riff gitar yang dimainkan sangat tegas dan ketat ditambah judul yang cukup panjang untuk lagu yang cukup singkat ini termasuk catchy. Tapi sentuhan dari Bagas yang melakukan mixing & mastering lagu ini juga tidak usahdiragukan lagi, mastermind sekaligus vocal/guitar dari Beeswax ini yang menyulap lagu ini jadi bisa dipakai sing along dan melompat ketika dimainkan.
- Dimas Gilang Narendra
Car Crash Coma - Perfume
Unit rock ‘n roll Car Crash Coma asal Solo baru saja merilis music video untuk lagu mereka bertajuk Perfume yang diunggah di YouTube melalui kanal Tangerine Stains Records. Lagu yang sebenarnya sudah dirilis pada valentine tahun lalu ini malah dibuatkan MV-nya karena memang lagu ini tidak ada di Digital Streaming Platforms mainstream seperti Spotify, Jook, dan lain-lain, melainkan dirilis di SoundCloud.
Band yang diisukan bubar ini bukannya bubar beneran malah membuat MV, walaupun sebenarnya cerita “the ada-ada saja things” yang sempat diceritakan langsung oleh sang vokalis Dandy hingga admin yang beberapa waktu menggantikan beliau memegang akun instagram @carcrashcomatv itu patut diberitakan kepada khalayak ramai pendengar mereka.
Lagu Perfume juga adalah sebuah lagu cinta yang cringe (klaim mereka dalam artwork-nya), tapi CCC masih membawakan lagu ini seperti CCC biasanya (too old for this modern rock ‘n roll era LOL). Dandy membuat lagu ini rasanya memang berdasarkan kisah pribadinya, “pengen balikan jebule malah mbadut.” ujarnya sambil tertawa. Tapi overall MV Perfume ini sangat bisa menyampaikan lagu yang dimaksud dengan baik, cukup cinematic dengan tambahan text over sebagai bentuk isi kepala Dandy.
Sebagai salah satu admin di media musik ini dan sebagai penggemar CCC, saya berharap mereka tidak bubar, TBH i love their song so much bahkan saya pernah menangis ketika sing along salah satu lagu CCC di helatan panggung mereka di Surabaya.
-- Dimas Gilang Narendra
Bleach - Chrome
Quintet hardcore Bleach asal Bandung baru saja merilis EP dengan tajuk Chrome awal Februari ini. Di dalamnya terdapat empat track yang siap mewarnai hari-harimu dengan 2-step, diantaranya adalah Chrome (judul track yang sesuai dengan tajuk EP ini), Scales (bersama Andika Surya, solois dengan nama panggung Collapse dan seorang gitaris dari band ALICE), serta Overcast dan Iced Cold yang sudah dirilis tahun 2022 kemarin.
Agaknya EP ini terdengar menarik (literally), Bleach sedikit melakukan eksperimen terhadap musiknya. Pada track pertama Chrome musik yang dibawakan terdengar fresh, mungkin ada beberapa part seperti King Krule, CMIIW. Untuk track kedua ada Scales featuring Andika Surya yang pada EP ini terdengar paling “santai”, sebut saja lebih terdengar alternative dan sedikit asik ketika mendengarkan awal lagu karena ada dialog khas tongkrongan yang membicarakan keresahan anak muda dan zodiaknya. Pada dua track terakhir ada Overcast dan Iced Cold tidak perlu diragukan lagi ke-HC-annya, walau sedikit ada penyegaran di dalamnya namun tetap kita bisa ber-2-step-ria.
- Dimas Gilang Narendra
REVIEW PENDEK
Audiofill - Terserah
Aku kurang tahu pasti, band ini masuk dalam kategori apa. Tapi yang membuatku sedikit tertarik mengulas lagu ini adalah, aku suka dengan teriakan bass-drumnya yang marah dan begitu matang. Apalagi lirik yang ia sampaikan dengan tegas.
- Abigail
Dongker - Tuhan Di Reruntuh Kota
Sekali lagi, Dongker memberikan anthem apik untuk kita semua. Temanya tak jauh-jauh dari “Bertaruh Pada Api”. Ini adalah tentang “menghidup segala kepercumaan”; memberi makna dalam hidup yang memang sudah lancut dari sononya. Ya ben-ben’an, ya bikin label musik, ya menghidupi kanan-kiri di tengah segala khianat dan keparat di sekitar.
Termasuk: bertahan di kota kecil tak kasat mata yang penuh penatua pasca-kuasa. Entahlah, saya membaca narasi ini di “Tuhan Di Reruntuh Kota”. Liriknya saja sudah gamblang: “Siapa diriku di tengah kota tanpa harapan / Kenapa bertahan karena cinta dan kenangan?”
-KMPL-
Christabel Annora - Save the Day
Akhirnya comeback!
Itulah kesan pertama saya kala seutas pesan masuk ke WA saya, dibarengi dengan file lagu ini. Pertama mendengarkan, saya langsung mendapat apapun yang saya asosiasikan dengan nama “Christabel Annora”: Notasi antik (re: tidak wajar), progresi khayal, dan nuansa Beatles-que.
Yang baru: Aransemen “Save the Day” dikonsep full band. Satu hal yang katanya sempet bikin dia deg-deg’an. Padahal ya apik-apik aja; malah membuka kemungkinan-kemungkinan eksplorasi anyar. Ya tho?
Nonetheless, Saya sarankan lagu ini untuk anda yang menggemari Keane, Paul McCartney, dan (mungkin) Todd Rundgren. Selamat mendengarkan!
-KMPL-
jinov - best in life
Dengan penuh penghayatan, sepertinya penyanyi asal Manado ini mampu membawa karyanya dengan RnB/Soul dengan begitu elegan. Ia mampu mengiringi imajinasi jatuh cinta yang terpendam kamu semakin overthingking.
- Abigail