Loading...

Terpapar! Kabar Jul - Sept 2024

Reviu rilisan ter-gres Q3 2024.
Cover by: Mambaulum
The Rabbit Habit - Malady Soup (Album)
 
 
 
Bayangkan jika Alvvays bertemu Sonic Youth… mungkin itulah The Rabbit Habit.
 
The Rabbit Habit adalah diskoveri terbaik saya selama 4 tahun terakhir.
 
Saya menemukan mereka di tahun 2021. “Spark” menjadi gerbang saya menyelami band ini. Saya ingat reaksi pertama saya, “Wih, band iki kecanduan Cocteau Twins a?” Rona minor-gelap-memper-diminished mereka hanya perlu tambahan reverb sedikit untuk masuk menjadi salah satu bonus track album Treasure Elizabeth Fraser dkk.
 
Dari situ, saya mendengarkan lagu-lagu mereka yang lain. Saat itu hanya ada “Doldrums” & “Temper Boy”. Reaksi tadi pun menjelma umpatan, “Jancok! Buedo wes (dengan “Sparks)!” Yang pertama adalah tembang indie-rock super funky, sedangkan yang kedua adalah langgam almost-grunge-barely-noise semrawut yang bakal jadi favorit Robert Fripp sampai Thurston Moore.
 
Nah, minggu kemarin, mereka rilis album penuh: Malady Soup. Dan sebagai pecinta eklektisisme, saya jelas langsung menyukai album ini. Isinya kaya warna, spektrumnya begitu luas, anda bisa menemukan noise rock sampai proto-shoegaze di dalamnya. Saya lupa sudah berapa kali memutar album ini secara penuh. Dari berdansa kecil saat menyetel “Kesurupan Di Lantai Dansa, hingga terpesona oleh aroma-aroma kord Richard Wright pada “Automation”.
 
Dan riuh rendah itu membalut sebuah benang merah: Kekacauan. Ya, “Kaotik”, barangkali adalah kata tepat untuk menggambarkan The Rabbit Habit. Turbulensi itu kadang begitu kentara tapi sesekali juga begitu obscure. Klandestin, lihai bersembunyi di balik melodiusnya musik mereka. Baca lirik-lirik mereka dan dengarkan warna vokal Saskia Adriana yang manically childlike itu.
 
You’ll know what I mean.
-KMPL-
 
Easy Peacy - Rising Sun (Album)
 
 
 
Riuh rendah glam metal dalam album debut Easy Peacy ini mengingatkanku pada masa SMP-SMA. Masa di mana diskoveri musik-ku sedang bagus-bagusnya. Energi mencari musik baru yang deras itu membuatku bertemu dengan FireHouse, Def Leppard, Journey, sampai White Lion. Anthemic choruses, coupled with some straight-let's-party-bangers. Lagu-lagu mereka menghadirkan kembali memori akil balig itu. Tentang pergi ke warnet, membuka 4shared dan mengetik "best power ballad", lalu mengunduhnya secara gratis (dan ilegal tentu saja).
 
Easy Peacy mungkin tak menawarkan kebaruan apapun kepadaku yang sudah membuang jauh vokal melengking dan kejumudan glam metal. Tapi ya itu tadi: feel, nuansa yang mereka sajikan cukup nostalgik. Setidaknya untukku. Semoga juga kamu.
 
Pun kita tahu: Lampu-lampu telah padam. Panggung-panggung tutup. Make up tebal dan jaket kulit telah lama teronggok di sudut gudang. Glam metal mungkin sudah lama tamat. Dan yang tersisa, mungkin hanya pesta-pesta yang kita ciptakan sendiri di dalam kepala.
 
Easy Peacy, tidak bisa tidak, adalah satu dari penjamu terakhirnya.
-KMPL-

 
Astera - Love Song
 
 
 
Salah satu band pop rock alternative asal Bali, Astera kembali meluncurkan single terbarunya yang berjudul "Love Song". Berkolaborasi dengan Shaumil Kamilia, Astera memberikan warna baru di karyanya kali ini. Berbeda dengan karakter musik yang ia bawakan sebelumnya mereka mencoba bereksperimen dengan campuran new-wave dan pop dance. 
 
Astera tampaknya ingin memperluas cakupan musikal mereka dan menunjukkan kemampuan beradaptasinya dengan tren pop modern. Aransemen yang dibantu oleh teknisi handal seperti Elmo Ramadhan dan tim dari Taman Bermain Nostress menghasilkan kualitas produksi yang rapi dan halus tanpa meninggalkan karakter asli mereka, yaitu alternative rock. Tampak terdengar, mereka memadukan riff pop yang terdengar cukup tajam. 
 
Baik sang Vokalis Astera sendiri yaitu Rio Bagastyan bersama Shaumil Kamilia memberikan keseimbangan yang cukup harmonis. Shaumil dapat memberikan nuansa lembut penuh emosi. Keduanya mampu menyuguhkan kombinasi yang cukup menarik. 
 
Lagu yang dirilis tanggal 30 Agustus 2024 kemarin, merupakan bagian dari kampanyenya yang berjudul "Better Days with Us". Pesan yang disampaikan bukan hanya kisah cinta atau asmara belaka, tapi dengan arti yang lebih luas. Mereka mencoba mengajak pendengarnya untuk menikmati setiap momen berharga dan tetap terhubung dengan orang-orang penting yang terlibat di dalam hidup mereka bahkan di tengah tantangan.
- Abigail
 
 
 
Elio - Angela
 
 
 
Unit shoegaze asal kota Surakarta Elio, akhirnya merilis single baru setelah rilisan tahun lalu berjudul "Constant Inferno Sequence" namun tentu saja dengan formasi yang berbeda. Rilisan terbaru dengan judul Angela ini dibawakan oleh Randy (pentolan Elio sejak awal terbentuk pada 2021) bersama Daniswara dengan format duo tidak seperti sebelumnya dalam full band
 
Angela sendiri menceritakan tentang kisah lampau romansa sepasang kekasih yang sayangnya harus berakhir tragis dan itu semua terangkum dalam sebuah buku diary yang ditulis oleh karakter pria dalam lagu ini. Masih dengan riff-riff gitar yang mengawang layaknya musik shoegaze, vokal dari Randy dengan bantuan latar belakang vokal oleh Daniswara membuat Elio mempunyai karakter tersendiri dalam musiknya. Bila didengarkan lebih detail liriknya bisa dibilang cukup cheesy tapi orasi yang menjadi bagian dari lagu ini membuat emosi lagu Angela ini sangat terasa “kesuraman”-nya. Elio pantas berterima kasih dengan Fidelis Altara yang menjadi produser lagu ini seperti sebelumnya karena tetap berhasil membuat lagu ini sangat hidup dan “moody”.
 
Usut punya usut lagu Angela ini adalah pembuka dari Elio dengan format duo dalam meluncurkan EP yang akan dirilis (entah kapan) tahun depan, semoga hal ini segera terealisasi. Panjang umur sobat sepatu!
- Dimas Gilang Narendra
 
 
 
 
Joykick! - Twenty Two
 
 
 
Penggemar anime harus dengerin lagu ini. Iya, soalnya beneran mirip sama soundtrack anime pada umumnya. Sebenarnya jadi bingung apakah materi mereka menarik dan menawarkan kebaruan, karena aku tidak terlalu mendengarkan musik serupa baik dari band luar maupun lokal. Tapi, Joykick! bagus kok. Ada potensi yang belum terkuak, buatku.
 
Joykick! dari Bogor, fusi antara punk rock high energy dengan sentuhan khas Jepang. Mereka telah merilis single kedua mereka, "Twenty Two". Drum-nya oke sih, agresif. Dominan sekali. Andai mereka berani melangkah sedikit lagi untuk tidak terlalu terdengar seperti soundtrack anime, mungkin materi mereka akan terasa lebih spesial.
 
Aku selalu punya pandangan ketika mengulas suatu karya musik, sederhananya: "Kenapa orang-orang harus dengerin rilisan ini?". Seluruh materi Joykick! tidak jelek, tapi dibilang bagus banget atau spesial juga enggak. Unique selling point-nya ada apa enggak? Target audiens pengennya siapa? Kalau masuk ke industri sih ok, tapi kalau masuk ke ranah independen alias indieshit ada yang dengerin gak? Di kalangan pecinta anime mungkin masuk, tapi kan sebuah band pasti punya target agar musik mereka didengerin gak hanya oleh segelintir kalangan saja. Hal ini sudah ku sampaikan langsung pada salah satu personelnya.
 
Kalau menurut kamu, gimana? Should you give it a try to listen? Semoga pandanganku malah membuat kalian penasaran instead of nge-skip band ini.
- Puti Cinintya Arie Safitri
 
 
Well Whale - A Brighter Summer Day
 
 
Well Whale adalah band indie pop asal Jatinangor. Bulan lalu, mereka merilis single terbaru bertajuk "A Brighter Summer Day" setelah jeda empat tahun tanpa merilis apapun. Lagu ini terinspirasi dari film dengan judul yang sama dan mengangkat tema tentang harapan di tengah ketidakpastian hidup. Tidak hanya mengambil referensi dari film karya Edward Yang tersebut, tapi lagu ini juga dilengkapi ceritanya oleh pengalaman pribadi mereka.
 
"A Brighter Summer Day" direkam di Funhouse Studio dan Citaroom Space di bawah naungan Maritime Records. Single ini akan menjadi bagian dari album kedua Well Whale. Lagu ini punya nuansa yang cukup ceria, serta isian gitar khas indie pop dan twee pop juga di dalamnya. Vokalnya yang menggemaskan dan clear masih menjadi ciri khas mereka.
 
Dengerin, yuk?
- Puti Cinintya Arie Safitri
 
The Loudr - To Be Loved by You
 
 
 
The Loudr adalah pop-rock band dari Pangkalpinang, Bangka. Aku baru kali ini menerima rilis dari Bangka, terharu sekali. The Loudr merilis debut single mereka bertajuk “To Be Loved by You”. Lagu ini bikin kamu bisa membayangkan dan ngerasain gimana rasanya dicintai dengan tulus. Liriknya yang puitis dan melodinya yang lembut bikin hati jadi adem.
 
Memang belum banyak informasi tentang mereka di internet, tapi semoga dengan rilisan ini, mereka mendapatkan lebih banyak pendengar ke depannya. Dengan memadukan elemen pop yang catchy dan energi rock yang bersemangat, band ini menawarkan musik yang segar dan patut dinantikan move selanjutnya dari mereka.
 
Good luck, The Loudr!
- Puti Cinintya Arie Safitri

 
Peonies - Dreamscape
 
 
 
Album Landscape dari Peonies adalah favoritku dulu. Ada masa dimana aku bener-bener dengerin album ini setiap hari, mungkin di 2018. Pas denger kalau mereka merilis single baru di 2024 ini, aku langsung berpikir ingin membuat ulasannya. Judul lagunya "Dreamscape".
 
"Dreamscape" itu gak jauh dari pola mereka di album Landscape. Familiar. "Dreamscape" membawa kita kayak lagi nyemplung ke mimpi indah buat ngelupain semua masalah. Lagu ini tuh ngegambarin banget perasaan pengen kabur dari kenyataan yang bikin bete. Dengan gitar yang khas dan suara Cinta yang unik, Peonies bikin lagu yang tetap mempertahankan karakter mereka tapi juga bikin penasaran. Apakah akan ada album setelahnya? Kayaknya asik nih kalau diterusin ke album.
 
"Dreamscape" musiknya lembut tapi tetap bertenaga. Peonies berhasil menciptakan suasana yang bikin kita merasa tenang dan nyaman ketika mendengarkannya. Lagu ini cocok banget buat didengerin sambil merenung. Biar pikiran gak kosong-kosong amat, gitu.
- Puti Cinintya Arie Safitri

Midtown Carousel - Broken Portrait
 
 
Midtown Carousel - "Broken Portrait" adalah ode hopeless romantic. Band pop punk asal Bandung ini melepas karya yang ditulis oleh bassist sekaligus vokalis mereka, Fakhri Fadhila. Lagunya gak menye-menye walau tentang cinta. Komposisinya gahar, penuh energi dan cukup bisa dinikmati tanpa harus membuat kita merasa sedih. 
 
Dari rilis yang kami terima, Midtown Carousel menyatakan bahwa dengan lirik yang straight to the point, musik yang enerjik dan pemilihan chord yang simple ala-ala pop punk tahun awal 2000-an, "Broken Portrait" diharapkan bisa membawa para pendengarnya bernostalgia dengan band-band seperti blink-182 era Enema of the State, The Ataris era Blue Skies, Broken Hearts...Next 12 Exits dan band-band awal 2000-an lainnya. Kalau kamu suka dua album itu, coba dengarkan Midtown Carousel. Dua menit empat puluh tujuh detik yang worth it.
- Puti Cinintya Arie Safitri
 
Wilipohilips - DEMO 2024 (Maxi-single)
 
 
Nemu lagi, satu nama potensial dari Surabaya. Gerahnya iklim di sana tampaknya tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkarya. Kamu suka Weezer, Tony Molina, atau Teenage Fanclub? Kamu akan cocok mendengarkan Wilipohilips. Mereka menarik perhatian dengan mengusung sound power pop dan indie rock yang membawa kebaruan.
 
Wilipohilips merilis debut mereka, sebuah maxi-single bertajuk utama "DEMO 2024". Maxi-single ini berisi dua lagu, "Summer" dan "So Listen". “Summer” tidak terlalu menarik perhatianku. Berdasarkan rilis yang kami terima, "Summer" diklaim cukup unik dengan mengambil kisah cinta dari film “Scott Pilgrim vs The World” di bagian Scott saat berjumpa Ramona Flowers. Sedangkan “So Listen” langsung membuatku teringat dengan trek “Tonight” dari ZZUF. Hanya saja Wilipohilips membuat materinya terdengar lebih ‘mentah’ di lini ini.
- Puti Cinintya Arie Safitri


 
One More Light - Callista 
 
 
 
One More Light berhasil menyajikan perpaduan harmoni vokal dan aransemen minimalis yang seimbang. Lagu yang terinsirasi dari kisah nyata ini mampu memberikan resonansi bagi pendengar yang menyukai musik dengan narasi otentik. Ini juga memperkaya elemen sophisti-pop yang mereka usung. Lagu ini sedikit berisiko terdengar monoton jika tidak diimbangi dengan dinamika yang lebih kuat. Mungkin, bagian-bagian tertentu bisa diatur agar memberikan lebih banyak “ledakan” atau sedikit perubahan ritme agar lebih emosional.
- Abigail

 
Ashley Hamel - Bad Boi
 
 
 
Bad Boi cukup memikat telingaku sejak intro. Perpaduan antara blues rock dan beat house yang unik. Apalagi suara Ashley yang punya karakter Country ini mampu mengiringi lagu ini semakin terdengar Old-School but Classy. Dari setiap ketiganya, baik Reza Arfandy, Anov Blues One dan Ashley sendiri mampu membawakannya dengan jiwa dan karakternya masing-masing dengan harmonisasi yang matang.
- Abigail
 
Car Crash Coma - Binar Sinar Rembulan
 
 
 
Welcome Back CCC! Setelah vakum selama setahun lebih akhirnya mereka kembali merilis lagu dengan tajuk Binar Sinar Rembulan setelah sebelumnya merilis What If I Leave You Again(?) dan maxi-single At The Airport, Departing From You yang berisi 2 lagu She’s Crying dan Get By pada 2023. Nampaknya CCC membuat gebrakan dengan merilis lagu dengan full Bahasa Indonesia mengingat semua lagu sebelumnya ditulis dalam Bahasa Inggris. Tapi CCC still being CCC, nuansa alternative rock a la CCC masih terasa dalam musiknya, semua pendengar mereka pasti sepakat akan hal ini. Sekali lagi, glad to know that CCC is back!
- Dimas Gilang Narendra
 
Elbytri - Semesta Cinta 
 
 
 
Belum move on dari "Ragu" mereka, kali ini mereka cukup lebih kalem dengan format pop modern dengan tambahan petikan gitar akustik. Melodi yang catchy serta vokal mereka yang harmonis selalu bisa buat aku jatuh cinta.
- Abigail

Tentang Penulis
Mz-mz editor yang hobi menyunting naskah nak-anak children lebih cepat dari progres uripnya.
View all posts