No Excuse - Desperate Search (EP)
Di antara gempuran band-band hardcore dengan suasana kelam dan violence atau biasa disebut heavy/tough guy, No Excuse konsisten dengan konten musik dengan lirik yang Positif. Bagaimana tidak, band yang mengusung ideologi Straight Edge ini selalu memberikan pesan-pesan positif yang tersirat pada lirik-lirik mereka.
No Excuse sendiri di-isi oleh personil yang sudah malang-melintang di scene ini, sebut saja seperti Feel the Burn, Histories, Heaven In, Speed Kill, Stand Clear adalah band-band mereka sebelumnya atau masih sampai saat ini aktif.
Desperate Search hadir guna menyebarkan cahaya diantara kegelapan. Diantara 5 lagu-nya, saya dikirim secara lebih dulu 2 lagu mereka “Condemnation” dan “Remain Unchanged”, dan kesan pertama saya mendengarkan 2 lagu ini masih kental dengan beberapa nama yang agak familiar di telinga saya, salah satunya adalah Ten Yard Fight, band hardcore kawakan asal Boston.
Dan ini divalidasi oleh sang Drummer, AriefXPeloy di mana ketika proses rekaman, mereka sedang getol-getolnya mendengarkan Ten Yard Fight, Ecostrike, Judge dan beberapa band hardcore kawakan lain-nya, yang sedikit banyak mempengaruhi aransemen pada EP Desperate Search ini.
Menyambut EP ini, No Excuse pun ‘mem-promosikan’ lagu mereka lewat beberapa jalur darat tour mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur bahkan sampai ke negeri sebrang macam Malaysia dan Singapura. Menyebarkan ajaran-ajaran Straight Edge mereka melewati lirik yang tercipta di Desperate Search ini. Dan bahkan sekarang sudah bisa kalian nikmati full EP Desperate Search di berbagai platform streaming.
- Zico Bonetti
Pillhs Castle - Moment
Setelah rilisan terakhir Oktober tahun kemarin, Pillhs Castle, unit post punk asal Malang merilis single dengan tajuk “Moment”. Rilisan ini mungkin menjadi rilisan mereka paling menarik setelah Passover dan She, karena lagu ini merupakan lagu pembuka sebelum mereka merilis EP yang akan digarap oleh label Jakarta, Ordo Nocturno.
Saya sangat merekomendasikan lagu ini untuk kalian para pecinta Postpunk dark wave ala Bauhaus, kenapa? Karena menurut saya lagu ini sangat “gelap”, terlepas dari kocokan gitar penuh distorsi yang tebal, liriknya pun tersampaikan dengan deep. Entah apa yang dipikirkan Torkis dan Izaac ketika brainstorming lagu ini, kejadian luar biasa apa yang membuat mereka menciptakan lagu segelap ini.
Selain lagu ini dirilis oleh Ordo Nocturno, artwork-nya pun dikerjakan oleh Andro Kristian yang merupakan ilustrator asal Tokyo. Saya rasa Pillhs Castle cukup beruntung berada di bawah naungan label itu, karena selain memang “jalan ninjanya” di genre yang serupa, support maksimal pun diberikan kepada mereka salah satunya dalam pengerjaan artwork.
Mungkin selain rilisan lagu baru mereka ini, hal yang patut ditunggu adalah Pillhs Castle dengan format barunya. Usut punya usut Izaac sudah tidak tergabung dalam Pillhs Castle, kemudian mereka membuat format baru dengan full band di mana sang vokalis baru yang bernama Nando ini mempunyai karakter yang hampir sama untuk menyanyikan lagu-lagu Pillhs Castle. Mari kita tunggu saja rilisan EP mereka yang mungkin tahun ini akan dirilis.
- Dimas G. Narendra
Alpha Mortal Foxtrot - Spectrum
Buat apa sih myuziek-myuziekan kalau sudah mapan secara finansial dan nyaman di kantor masing-masing? Pertanyaan retoris ini tentunya bisa dijawab dengan narasi template seperti mengisi waktu luang, meneruskan hobi, hingga peluapan ekspresi.
Namun Alpha Mortal Foxtrot menyajikan sebuah trek meaningful lewat single teranyar yang dilepas pada penghujung September lalu. Amofo yang terkesan (nampak) tak serius dalam bermusik ini bisa menghadirkan beragam rasa dan emosional melalui Spectrum.
Kehidupan mz mz Amofo ini mungkin terkesan slenge'an: shitpost di twitter, menyebar tebak-tebakan nggak penting berhadiah vinyl, traktir panitia event minum minuman mahal, hingga bikin gigs yang konsepnya ngehe. Di luar itu, Wiku dkk kembali membuatku kagum.
Ini bukan pertama kalinya Alpha Mortal Foxtrot menyajikan karya edan meski dari luar terlihat sangat haha hihi. Spectrum hadir dengan back story yang begitu menyentuh serta sangat personal bagi sang vokalis Wiku Anindito, yaitu tentang sang anak yang menyandang autisme.
Autisme yang lekat dengan keterbatasan linguistik nyatanya mampu diterjemahkan Alpha Mortal Foxtrot ke dalam sebuah masterpiece. Jangan harap menemukan elemen melankokis di lagu ini, lantaran Amofo tetap pada inti rock alternatif yang kental dengan gebukan drum, distorsi kencang, bassline gurih, serta vokal ekspresif.
Nggak mengherankan, sebab anak dari Wiku yang bernama Anantara merupakan turning point bagi pentolan Amofo tersebut dalam bermusik. Anantara yang memiliki keistimewaan sebagai pengidap autisme mampu membangunkan gairah bermusik Wiku ketika dirinya gigih dalam mempelajari kaidah linguistik dan mulai berbicara di usia 5 tahun.
Melalui single ini pula, Amofo menunjukkan kepeduliannya terhadap autisme. Salah satunya berkolaborasi dengan studio kreatif Kreaby untuk menciptakan sebuah MV yang menggandeng seniman-seniman autistik.
A lesson learned: autisme dan segala jenis keterbatasan adalah satu dari ribuan spektrum warna yang terurai dari cahaya bernama kehidupan.
Sebuah reminder yang begitu menyentuh dari Alpha Mortal Foxtrot.
- Jeff Winanda
Hallway - Violent Daze
Lini shoegaze baru dari kota Malang yaitu Hallway baru saja merilis trek debut mereka di Digital Streaming Platform yang berjudul “Violent Daze”. Kuartet shoegaze yang cukup alternative rock, sebenarnya sudah pernah merilis lagu ini secara independen di streaming platform seperti Bandcamp dan Soundcloud.
Saya mendengarkan lagu ini pertama kali ketika mereka pertama kali manggung di Malang dan testimoni saya adalah “band ini berbahaya”. Terlepas personilnya adalah muka lama dari band-band lain, tapi atmosfer yang dibawakan band ini sangat patut diperhitungkan masuk ke dalam playlist kalian. Melodi gitar yang terdengar ngawang ala-ala shoegaze ditambah vokal yang cukup dreamy membuat lagu ini terdengar depressed, emotionally, dan anger.
Usut punya usut mereka akan segera mengeluarkan album dalam waktu dekat ini, kalian sebagai penikmat musik menghadap bawah alias shoegaze, saya rasa wajib untuk ikut menanti gebrakan anak-anak muda ini berhubung tidak banyak pelaku musik seperti ini, mengingat mereka juga bukan berasal dari kota metropolitan yang mungkin notabene lebih gampang untuk memasarkannya.
- Dimas G. Narendra
Revival - Cobalt
Unit Metalcore asal sub-urban district Tulungagung yaitu Revival baru saja merilis full album dengan tajuk Cobalt. Sebelumnya mereka merilis lebih dulu lagu yang ada di album ini dengan judul Blemish, yang juga merupakan salah satu lagu yang mempunyai Music Video yang bisa ditonton di kanal YouTube Revival sendiri.
Beberapa kali menonton aksi panggung mereka, ada kepuasan tersendiri, menurut saya, ketika Revival membawakan set play dengan lagu-lagu dari album Cobalt ini. Metal core dengan sentuhan progressive yang ada di album tersebut cukup modern, dengan pemilihan sound, tunning pada gitar dan bass, sampai setup untuk live performance patut diacungin jempol sebanyak-banyak (atau mungkin headbang sekencang-kencangnya hehe).
Riff gitar bertubi-tubi dari Febri dan Andro tapi dengan beat yang simpel tapi dengan sound yang saya rasa cukup berat ini sebenarnya sangat mudah didengarkan bahkan untuk kalian yang tidak terlalu mendengarkan musik metal. Atau mungkin kalian pendengar BMTH, Polaris, While She Sleeps, saya rasa kalian semua harus mendengarkan album Cobalt dari Revival ini.
Kabar yang beredar dari orang dalam Revival, mereka akan segera melakukan Release Party album Cobalt ini setelah menyelesaikan rangkaian stage untuk promo albumnya. Yang pasti mereka juga sedang menyiapkan materi untuk rilisan selanjutnya.
- Dimas G. Narendra
Canti - Mata Hati
Aku baru tau kalo misal istrinya Adipati Dolken bisa bikin lagu sedalam ini.
Ketika aku ngedengerin lagu ini, tepat saat aku pulang kerja, abis lembur dan lagi capek-capeknya. Sama seperti suasana malam yang gelap diiringi lampu jalan dan kendaraan yang memang tepat mengiringi perjalanan dari lagu ini dan juga aku.
Terngiang di telinga, alunan yang terbaik. Pejamkan mata hati.... Gila yaa, aku sendiri ngerasain lagu di part ini sampe tulangku ikutan nyeri.
"Pun Sendiri", Canti mampu membawakannya dengan anggun dan tenang. Dari lagu ini seolah dia ingin bercerita dan memberi pesan juga kepada para pendengarnya terutama aku sih.
Liriknya sangat related buat para kalian pejuang mimpi atau masa depan dengan menghadapi realita yang kadang kita nggak ngerti.
Bener deh, ini bakal masuk playlistku.
- Abigail
Lordelee - Stuck
Solois asal Surabaya Lordelee baru saja merilis Music Video untuk debut single-nya yang sudah dirilis dari bulan Februari kemarin dengan judul “Stuck”. So-called-independent musician, Lordelee menulis dan memproduksi lagunya secara mandiri. Cukup unik mengingat solois wanita ini mengusung genre pop punk yang penuh dengan distorsi gitar dan gebukan drum yang cukup rancak. Lordelee ingin membawa kita ke dalam dimensi bahwa amarah dan kesedihan adalah hal yang valid untuk bisa dinikmati. Lirik yang terkesan meronta ingin pertolongan karena sedang terjebak dalam kehidupannya sendiri tergambar jelas dalam visual yang dapat dilihat di kanal YouTube Lordelee.
- Dimas G. Narendra
Bayu Febrian - Akhirnya Aku Mencintaimu
Terkadang jatuh cinta memang suka tidak tetap sasaran, namun rasa cinta memang tidak bisa di tahan. Apalagi kita tidak pernah tahu kapan menemukan seseorang yang tepat. Lagu candu dengan lirik yang easy listening ini siap mengantarkan langkahmu untuk menyatakan rasa sayang sekalipun dia adalah seseorang yang telah lama kamu panggil “bestie”.
Bayu Febrian kembali dengan lagu cintanya di bulan ini, walaupun konsepnya masih cinta-cintaan kali ini ia membawa warna baru untuk musiknya. Tidak lagi lagu cinta galau namun kali ini dengan penuh rasa bahagia, lagu yang bisa bikin kamu goyangin badan di pagi hari dan bikin mood kamu naik. Aplagi buat kamu yang mau nyindir si dia di story instgram karena gak peka kalau kamu sudah lama sayang.
- Rieva Madyna
REVIEW PENDEK
Andriligar - Bukan Blues
Dari intronya memang tidak sekental musik blues yang aku dengar seperti biasanya. Dengan petikan gitarnya justru lebih terdengar Country. Tapi setelah aku dengerin, apalagi dengan suara bass nya yang begitu matang, jadi kayak ada Jazz-nya juga. Kok bisa ya? Andriligar mengkombinasikan beberapa genre, yang terdengar seperti blues. Tapi, memang "Bukan Blues"
- Abigail
Tarrarin - You Only Like Beautiful Things
Disambut dengan harmoni dari intro. Lali dilanjutkan dengan petikan gitarnya yang sederhana. Bisa ngebuat aku yang ngedengerin jadi ikut ngerasa jatuh cinta.
- Abigail
Ben Sihombing - Menghilang
Tetap konsisten dengan ke-klasikan dan ke-oldist-annya. Lebih funky dari yang sebelumnya, kali ini Ben mengemas lagunya dengan nuansa ala lagu disko era 80an.
- Abigail
Lalahuta - Palsu
Gatau kenapa ya, Lalahuta selalu bisa ngebawain lagu-lagunya dengan suasana yang berbeda. Padahal kalo kita ngebaca liriknya, ini tuh pasti cocok banget jadi lagu sedih atau galau. Dibuat dengan temponya yang middle up, yang ngedengerin gajadi galau deh. Ngedengerin lagu ini jadi seakan kita kayak nggak butuh pasangan.
- Abigail
Efek Rumah Kaca - Heroik
Kapan terakhir kali anda mendengar “Ini demi eKoSisTEM kita”? Ha! Memuakkan bukan? Tendensi yang kadang mengaburkan batas altruisme dan savior complex. Oh ya, tentu saja… sebelum mereka berubah jadi Baim Wong hingga Ramon Papana. Ha!
ERK said enough, as always.
- KMPL
FLOURISH - Pulau Fantasi
Trek paling anyar dari kuartet selancar Lamongan, FLOURISH. Secara materi, alunan surf-rock yang terinspirasi dari The Ventures hingga Dick Dale macam ini tentu dengan mudah mentrigger kita memadati lantai dansa.
“Pulau Fantasi” sendiri adalah ungkapan ketakutan. Akan hidup yang gini-gini aja. Akan terkungkung dalam rutinitas dan “kewajaran-kewajaran yang ditentukan dunia”. Jebakan betmen yang mengundang sesal di hari tua kelak.
Sila dengarkan sembari menunggu album penuhnya. Cheers!
-KMPL